Para pria umumnya tidak keberatan
dengan trend ini, tetapi masalah ini sering menjadi sumber
perdebatan antara
para pria yg hobby main golf dan pasangan mereka. Banyak
wanita yg akan
menggelengkan kepala ketika teman
wanita-nya mengatakan bahwa suaminya hobby main golf.
Mengapa perempuan Indonesia
banyak yg tidak bangga apabila suami mereka suka bermain golf?
“Women Empowerment” Atau
Sebaliknya
Di tahun 1990s, lebih
dari 90% golf caddie di Indonesia adalah pria. Di tahun 2012, lebih dari 90%
golf caddie di Indonesia adalah wanita berusia 20-an. Jika anda mengunjungi
lapangan golf di Indonesia hari ini, anda pasti bisa melihat caddie pria sudah hampir
“punah”. Beberapa orang mungkin melihat ini sebagai langkah baik untuk wanita
Indonesia mendapatkan keuntungan kesempatan kerja. Namun, jika anda menganalisa
lebih dalam, tren caddie wanuta ini adalah kebalikan dari “women empowerment”/
pemberdayaan wanita. Bila anda mengunjungi sebuah klub golf terkenal di
Jakarta, anda akan melihat bahwa caddie pada umumnya: perempuan berusia 20-an
(kadang di bawah umur 20 tahun), memakai make up tebal, rambut panjang (kadang
tidak di-ikat), berbadan langsing, memakai seragam yang ketat (seragam yang
paling populer adalah celana putih ketat dengan kantong di belakang agar klien
bisa meraba-raba sewaktu memberikan tip). Penampilan caddies di Indonesia jauh
berbeda dengan caddies profesional yg kita sering lihat di ESPN. Cewek caddies Indonesia lebih terlihat seperti calon artis
atau model yg citra-nya kurang baik daripada seseorang yang bekerja di bidang
olahraga. Bagaimana klub golf di Indonesia bisa membuat
olahraga yg dulu-nya dihormati sebagai olahraga pria berkelas menjadi olahraga
yg kesan-nya seksual dan tidak etis seperti sekarang?
Banyak pengusaha lapangan golf mengatakan mereka lebih memilih
caddie wanita karena mereka lebih bisa melayani, jarang
merokok, dan jarang berbau badan. Jika wanita
Indonesia lebih bisa melayani daripada pria, mengapa industri hospitality di Indonesia masih mempekerjakan laki-laki dan perempuan? Mengapa kita masih melihat begitu banyak personal trainer laki-laki di fitness gym populer di Jakarta? Pria memang umumnya memiliki bau badan yg lebih
kuat; kita bisa bertanya-tanya bagaimana pemain golf profesional seperti Adam Scotts bisa bertahan
berkerja sama dengan caddie pria-nya (salah satu caddie dengan penghasilan terbesar di
seluruh dunia. Lucky him, dia tidak harus memakai make-up tebal dan pakaian ketat sewaktu Adam Scotts bermain golf di lapangan). Kalau kita lihat dari sisi lain, caddies laki-laki memiliki stamina yang lebih tinggi, rata-rata mereka
lebih mengerti permainan golf karena kebanyakan mereka juga suka bermain golf, mereka tidak akan mengeluh jika
kulitnya terbakar matahari (perempuan Indonesia banyak
yg terobsesi dengan kulit yg putih), dan lebih banyak caddie pria yg akan terus menjadi caddie sesudai
mencapai usia 30-an.
Apabila kita benar-benar memikirkan masalah ini, alasan utama yg membuat 90% dari caddie di Indonesia wanita muda cantik di usia 20-an mereka adalah uang. Pengusaha Indonesia tahu bahwa seks (atau wanita seksi) mudah dijual. Banyak pemain golf yang tidak cinta golf
dengan tulus; mereka datang ke lapangan golf agar bisa dilayani oleh caddies perempuan muda berpakaian ketat. Sebagian hanya ingin melihat daun
muda yang cantik. Tetapi sebagian ingin melakukan sesuatu yg melebihi ini. Apa yang dianggap pelecehan seksual di Amerika sering kali
dibilang “perbuatan normal laki-laki” di Indonesia. Contohnya, meraba belakang
caddie sambil memberikan tips.Semua orang di Jakarta pasti ingat kasus terkenal Rani Juliano, mantan caddy yang diduga memacari dua pria yg sudah menikah (klien lapangan golf dimana dulu dia
berkerja). Banyak lapangan golf di Indonesia yg
suasanya lebih ke seksual dan tidak seperti lapangan olahraga.
Banyak seragam dan tampilan caddie wanita di Indonesia sangat merendahkan dan
menyinggung harga diri wanita. Mengapa seragam caddie wanita jauh lebih ketat
dibandingkan seragam personal trainer di fitness (contohnya Fitness First)? Tren
klub golf Indonesia yg hanya memperkerjakan wanita caddie yg muda, cantik, dan
mengharuskan mereka memakai seragam ketat hanya akan memberikan ruangan untuk
pelecehan seksual di lapangan golf untuk berkembang.
Gaji Caddie Besar- Hanya Sewaktu
Bunga Belum Layu
Ada
beberapa orang yg mengatakan bahwa wanita Indonesia ingin berkerja menjadi
caddie karena gaji yg besar. Pertanyaan-nya adalah, apakah para wanita benar-benar bercita-cita
untuk bekerja sebagai caddies sejak muda, atau mereka ingin menjadi caddies
karena ini adalah jenis pekerjaan "bergaji tinggi" yang diciptakan
oleh pengusaha tidak etis? Secara umum seorang caddie wanita bisa mendapatkan tips Rp 100.000-1.000.000
per game. Oleh karena itu, ia dengan mudah bisa mendapatkan 20 juta rupiah per
bulan tanpa gaji pokok. Di sisi lain, wanita yg
baru lulus universitas bisa mendapatkan sekitar 7 juta rupiah per bulan
dengan perkerjaan kantoran yg baik. Oleh karena itu, dalam jangka pendek, caddie wanita bisa mendapatkan
gaji tiga kali lipat lebih banyak dari seorang wanita profesional muda. Namun, tidak seperti
wanita profesional yang akan
mendapatkan sekitar 10% kenaikkan gaji mereka setiap tahun,
banyak caddie perempuan yg
kehilangan pekerjaan-nya sesudah mereka mencapai umur 30 tahun. Sayangnya, caddie
wanita disini diperkerjakan berdasarkan penampilan
fisik dan umur mereka, bukan berdasarkan pengetahuan atau
pengalaman
di bidang golf.
"Women Empowerment"- Bagaimana Kita Bisa Memberdayakan
Wanita Indonesia
Di negara-negara yang lebih maju, kebanyakan caddie adalah
laki-laki muda yang atletik dan bercita-cita untuk menjadi pemaingolf profesional. Misalnya, di Amerika Serikat, sebagian besar caddie adalah siswa SMA atau universitas yang bekerja paruh waktudan suka dengan permainan golf. Mereka sangat berpengetahuan di bidang golf karena mereka jugasuka bermain golf.Kadang-kadang caddie muda di Amerika terus berkerja sebagai caddie professional sampai mereka lanjut usia. Pria atau wanita, di Amerika caddie diperkerjakan berdasarkan kemampuan dan pengetahuan mereka tentang permainan golf.
Golf caddie tidak dipekerjakan untuk memenuhi nafsu, mereka berkerja untuk membantu pemainan
golf. Jika tren caddie
wanita di Indonesia terus berlanjut, ini adalah berita buruk untuk citra wanita
Indonesia dan permainan golf. Indonesia harus belajar dari klub golf yang sukses di luar negeri, dengan mempekerjakan caddies (pria atau
wanita) berdasarkan kemampuan dan pengetahuan, bukan penampilan fisik. Pemerintah
Indonesia/ Jakarta harus membuat peraturan untuk menghentikan pemilik bisnis golf membuat wanite
caddie menjadi objek seksual. Golf klub di Indonesia harus menyediakan
caddies dengan training yg layak dan seragam yang tepat, cocok untuk olahraga (bukan sesuatu yang ketat
dan menarik perhatian
yg aneh). Mereka juga harus
menghentikan “reversed discrimination” dan mempekerjakan caddies pria yg mampu dan
berpengetahuan. Ini akan menjadi sebuah langkah baik bagi “women empowerment”
dan citra
permainan golf di Indonesia.

dear Miss Hope .... saya sangat menyukai tulisan anda ini, jika diijinkan ingin saya muat di majalah golf kami.
ReplyDeleteTrims. Ivano
Benar, saya setuju dan menyukai tulisan Anda Miss Hope,semoga pihak2 terkait dapat memahaminya.Gbu
ReplyDelete